News Update :

Testimoni Perjalanan Rohani Haji Galih Gumelar Bagian 4

Kembali kepada perjalanan rohani yang saya alami, yang ingin saya share dengan maksud sebagai bahan pelajaran dan bukan sebagai bahan riya atau takabur dan sebagainya, Insya Allah amin.

Sejak kelas 3 SMU, perjalanan kerohanian saya mulai berkurang, saya lebih sibuk urusan sekolah, kuliah bahkan urusan percintaan (pacaran/mencari jodoh/ red : masa muda dalam kategori wajar/ psikologis), hingga saya dicap play boy karena banyak wanita disekitar saya yang senang dengan saya, bahkan bukan wanitanya saja namun keluarga dan orang tuanya menaruh kepercayaan besar kepada saya, hingga berapa kali saya ditawarkan menikah dengan anaknya. Di sini juga saya masih bisa di rem oleh bekal saya kecil menganai belajar ilmu agama di madrasah dan  pesantren serta banyak puasa, walaupun banyak wanita di sekitar saya namun saya tetap punya rem yang membuat saya tetap bergaul atau berteman atau pacaran dalam batas yang normal (Alhamdulillah).

Itulah kelalaian saya di mulai dengan kesibukan saya sebagai pelajar dan mahasiswa untuk meraih gelar harapan probadi dan keluarga untuk masa depan di dunia,  bahkan ketika usia 20 tahun ketika bangku kuliah saya pun mulai disibukan urusan dunia dengan duduk sebagai pimpinan perusahaan broadcasting, konsultan dan Travel, hingga tiba teguran Allah pada saya usia 25 tahun.

Segala usaha saya mulai redup, hutang di mana-mana akibat terlalu berani spekulasi, berani membuka cabang di kota lain, hutang kepada bank untuk operasional perusahaan, berani memiliki karyawan dalam jumlah besar dan lebih memntingkan gaya dari pada keuntungan, serta mulai dalam kehidupan yang boros dan konsumtif.

Alhamdulillahnya ketika itu saya masih bujang sehingga tidak berdampak kepada keluraga. Para pasukan penagih hutang berdatangan, mulai colector kartu kredit, KTA (Kredit Tanpa Anggunan) hingga colector satu mobil penuh preman semua sudah mendatangi rumah saya, yang kebetulan masih rumah orang tua.

Hal ini terjadi kita tahun 2005 dan tahun 2006. Walaupun keberadaan orang tua saya adalah termasuk orang yang sangat punya dan berada, namun didikan orang tua saya yang tidak memanjakan anaknya, walau saya memiliki banyak hutang hingga puluhan juta, yang saat itu hingga               berkisar 200 jutaan, kedua orang tua saya hanya kaget, tersenyum dan menyuruh saya untuk bertanggung jawab, padahal jika mau memanjakan saya uang sebesar itu dengan mudah orang tua saya lunasi.

Dalam waktu singkat saya menjadi seorang pengecut, penakut dan penyakitan, takut jika ada suara motor berhenti depan gerbang, suara mobil berhenti depan gerbang, atau ada yang mengetuk pintu, saya menajadi penyakitan dengan rasa sakit berupa takut dan was-was yang berlebihan. Semua karayawan saya, saya ajarkan bohong jika ada yang datang menagih ke kantor. Sehingga wibawa saya pun turun dan bahnyak karyawan menggunjingkan saya. Emosi tak terbendung, bawaannya pingin marah saja jika karyawan salah sedikit. Subhanallah..., kini saya ingin sekali bertemu para bekas karyawan saya untuk meminta maaf jika dulu saya pernah salah.

Keteguhan ayah saya mengerem ibunda tercinta untuk membiarkan saya masuk kedalam lobang hutang yang besar, didepan saya mereka tidak mau membantu saya melunasi hutang tersebut, walau saya tau mereka tidak setega itu, karena menurut ayah saya..., biarkan, biarkan ia dewasa dengan permasalahannya. Namun Subhanallah, di sini saya belajar banyak mengenai hati seorang ibu, yang sangat sayang kepada anaknya, dan belajar betapa muajarabnya doa seorang ibu.

Suatu ketika sebelum bulan puasa tiba, dalam keadaan hutang ratusan juta, akibat pailit usaha dan berwiraswasta. Di tengah serbuan Debt collector, satu mobil kijang preman datang menyantroni rumah yang saya tinggali, kebetulan saya sedang berada di rumah teman wanita yang kini menjadi isteri saya.

Mereka berasal dari salah satu bank internasional pemilik kartu kredit ternama. Ibunda tercinta menelepon saya dengan gugup meminta agar saya tidak pulang, mau tidak mau saya menginap di rumah teman wanita saya dengan izin orang tuanya yang kini menjadi mertua saya.

Pengalaman ini pengalaman yang mungkin tidak pernah bisa saya lupa seumur hidup, di mana saat itu saya benar kalap dan kacau, air mata menangis tak henti, padahal ada di rumah orang lain( waktu itu) hari semakin malam jam 10 malam kabar melalui telp dari ibunda tercinta  para colector masih ada di depan gerbang rumah menunggui saya. Saya semakin terpukul, padahal hutang ke bank tersebut hanya 10 juta rupiah ditambah denda menjadi 12 juta rupiah, namun apa daya..uang direkening kosong, saya hanya memengang uang 5 ribu rupiah saja, mana cukup membayar hutang sebesar itu.

Dalam keadaan mata berkaca, ada hasrat dalam diri untuk mengambil tasbih di mobil, saya ingat pesan para Khai dan Ustadz jika ada masalah maka serahkan semua pada Allah..., saya pun serperti orang kehausan, saya berzikir dengan berlinangan air mata, malam semakin malam dan larut, saya menginap di rumah teman wanita saya pas di beri tempat tidur di sofa ruang tamu. Yang waktu itu banyak sekali nyamuk, bibir terus berdzikir, hati menangis sambil berdzikir ingat Allah, mata menangis, pikiran ingat Allah. Dan rasa khawatir serta kasih sayang seorang ibu pun terasa di saat itu, bunyi handphone terus saja berbunyi setiap 2 jam, di mana ibunda tercinta menanyai kabar saya sambil terdengar ada suara galau seperti sdih menangis, dan bilang "bahwa ibu mendoakan kamu agar sehat dan selamat, semoga kamu pun belajar dari pengalaman ini" kalimat yang sangat menyentuh dan semakin membuat saya menangis. 

Namun pada sepertiga malam kurang lebih jam 2 pagi, dalam keadaan yang tidak bisa tidur hari saya menjadi dingin, adem, hening dan lapang, sebuah perasaan yang sudah lama tak pernah saya rasakan lagi selain waktu dulu belajar ilmu hikmah. Hati dan perasaan menjadi ikhlas, dan tiba-tiba dalam pikiran ada kalimat terucap dan terlontar "jadilah orang yang bermanfaat", lalu "jadilah orang yang bermanfaat bagi diri sendiri, keluarga dan umat", sambil berzikir saya bertanya, dan hati semakin hening dan tentram, di saat hening dan tentram itu pun ada bayangan tergambar orang sedang mengobati, orang mengobati dan kalimat mengobati, lalu tanda tanya besar saat itu apa saya bisa, saya hanya manusia biasa, pagi semakin sepi dan terus saja bayanagn pengobatan muncul serta ada sesuatu hal misteri yang sulit untuk saya ceritkan, yaitu berupa dorongan besar agar besok pagi saya pulang, dan mencoba membuka tempat pengobatan. Saya tidak berpikir panjang, tak menghiraukan dorongan itu saya terus larut dalam keheningan di bawah dzikir yang saya rasa begitu nikmat.

Dan Subhanallah, pagi harinya di tengah kabar  bahwa collector masih menunggu saya dan baru pulang atau bubar jam 8 pagi, ibunda tercinta mengabari bahwa ayah saya akan membantu saya dengan melunasi hutang yang 12 juta itu hari ini juga.

Subhanallah, jika saja ayah saya membayarkan hutang saya sebelum malam itu, maka saya tidak akan menangis, saya tidak akan terenyuh, tidak akan sadar, tidak akan mendapatkan petunjuk, tidak akan merasakan Allah itu mendengar doa saya, Allah itu mendengar setiap doa hamba-Nya yang berdoa dengan pasrah dan ikhlas, saya tidak akan merasakan doa ibunda tercinta yang begitu musatajab, dibalik kasih sayangnya yang tiada taranya. 

Malam itu tangan Allah bergerak, bergerak meluruhkan hati saya agar sadar dan menjadi orang yang bermanfaat bagi diri sendiri, kelurga dan orang lain, tangan Allah mengerakkan hati ibunda tercinta yang tanpa saya sadar ternyata belaiu pun tidak tertidur dan melakukan shalat malam untuk mendoakan saya. Tangan Allah menggerakan hati ayah saya agar hari itu menjadi hari yang pas untuk membantu anaknya.

Saya bersyukur dan sangat bersyukur dari kejadian malam itu, siang harinya hutang satu bank tersebut lunas, ketika pulang kerumah dan mampir ketempat kerja, bayangan kejadian semalam tidak terlupakan, bahkan hasrat untuk mencoba mengobati orang semakin kuat.

Tanpa pikir panjang saya mencoba memanggil dua karyawan saya, dan menanyakan apakah selama ini punya keluhan pada badan, ternya subhanallah mereka punya, lalu saya coba terapi dan setelah diterapi mereka berdua terasa enak, hingga esoknya mereka terlihat senang bahwa keluhannya hilang dan mereka cerita kepada orang tuanya yang sakit , bahwa mereka di terapi oleh saya dan rasa sakit dibadannya hilang, sehingga datanglah 2 hari kemudian orang tua karyawan saya. Dan anehnya subhanallah sembuh dengan izin Allah SWT.

Akhirmnya mulut ke mulut bersambung, 1 - 2 ornag berdatangan, dan akhirnya ramai hingga saat ini. Dan anehnya setelah malam itu, perasaan haus saya mengenai ilmu agama sangat dahsyat, saya menajai rajin mengikuti pengajian, rajin mendengarkan ceramah, seneng dengar orang mengaji, beli kaset/cd mengaji, membeli kitab-kitab dan buku islami, sekaan haus yang sangat dahaga.

Tidak lama dari kejadian malam itu, kurang lebih satu dua bulan dari malam kejadian dan pada saat bulan puasa ramadhan pun tiba,selama itu banyak  petunjuk entah dari mana saja, apakah  ketika sedang sholat atau dzikir , atau orang berbicara, tiba-tiba ada ceramah agama, lansung kena di hati agar saya melakukan hal baik, misalnya menyedekahkan semua baju saya yang ada di lemari untuk orang lain, hingga saya hanya punya beberapa baju saja untuk dipakai, dan banyak bentuk saya yang membawa saya untuk melakukan kebajikan. Subhanallah sungguh pengalaman yang luar biasa.

Shalat yang tadinya hanya Shalat lima waktu, beranjak kepada dhuha dan tahajud, dan dalam kurun 1-2 bulan tersebut banyak bank yang saya hutangi menawarkan berbagai keringan pembayaran, mulai dari discount pelunasan 10 persen bahkan hingga ada yang 40-50%. Subhanalllah..maha besar Allah dengan segala kemurahan-Nya.

Selain itu banyak hal tak terduga lainnya dari pertolongan Allah, 2 minggu menjelang lebaran, seluruh hutang saya lunas. Allahu'akbar.

Dalam waktu sesingkat itu, dari hanya memegang uang liam ribu rupiah saja dikantong dalam waktu 1-2 bulan hutang ratusan juta lunas. Di sini menambah daftar kejadian yang saya alami yang membuktikan bahwa Allah itu ada dan bahwa pertolongan Allah itu ada, dan jika tangan Allah sudah bergerak membantu, maka tidak ada yang mustahil.

Rasa haus ingin banyak belajar membuat saya banyak belajar dengan benyak membaca dari kitab-kitab mengenai semua ilmu islam, mulai ilmu sedekah, ilmu doa dan dzikir, ilmu tafsir, mngehafal terjemahaan Qur'an, hadist dan sebagainya. Dan aneh Subhanallahnya...otak atau kepala ini seperti encer menerima itu semua, seperti lapang dan luas menerima semuanya.

Radio swasta yang saya miliki mulai saya rubah formatnya, menjadi format dakwah, dan banyak mengundang rekan ustadz untuk ceramah di radio saya tersebut. Tentunya kedatangan para ustadz tersebut saya manfataan untuk saling share ilmu agama. 

Saya pun haus dalam belajar ilmu pengobatan hingga akhirnya saya belajar berbagai ilmu pengobatan.

Dan yang luar biasapun banyak terjadi, perekonimian pribadi membaik 1 tahun dari kejaidan itu saya melamar wanita idaman saya yang rumahnya pun pernah menjadi tempat saya mendapatkan pengalaman spritual yang luar biasa. 

Yang datang berobat pun semakin banyak dari hari kehari, dan saya tidak pernah meminta/mematok imblan dari setiap pasien yang datang berobat, saya ikhlas hingga Allah pun ternyata Ikhlas memberikan rezekinya lewat cara dan jalan lainnya. Usaha saya merangkak maju, bisa membeli peralatan baru, bahkan saya pribadi bisa memliki banyak tanah, rumah dan kendaran dalam waktu singkat. (Bersambung....)

Baca Kisah Sebelumnya bagian 3 di sini

Baca kisah selanjutnya bagian 5 di sini

(Redaksi : SRH/Padepokan aura insani)





Share this Article on :

1 komentar:

Riki Firmanudin mengatakan...

Memang terkadang iman itu kana naik dan turun, namun kisah pak haji ini dari atas lalu turun dan nainya drastis sekali, saya tidak menyangka jika ada yang pernah belajar kebathinan namun hidup tidak pernah dengan pamer kebisaan, tapi malah hidup biasa seperti orang awam pada umumnya. Terima kasih Pak Haji Galih untuk share kisah hidupnya, kebetulan saya pribadi pernah menjalani puasa kebathinan, saya jadi paham mana puasa kebathinan yang baik dan mana yang tidak baik dan melanggar aqidah.

Posting Komentar

 

© Copyright Padepokan aura insani 2010 -2011 | Design by Bekam Center | Published by Bekam Tangerang | Powered by Blogger.com.