ﻴﺎ ﺴﺎﻤﻊ ﻜﻞ ﺻﻮﺖ ﻮﻴﺎ ﺴﺎﺒﻖ ﻜﻞ ﻔﻮﺖ ﻮﻴﺎ ﻜﺎﺴﻲ ﺍﻟﻌﻇﺎﻡ ﻟﺤﻤﺎ ﻮﻤﻨﺸﺮﻫﺎ ﺒﻌﺪ ﺍﻟﻤﻮﺖ ﺍﺴﺄﻟﻙ ﺒﺄﺴﻤﺎﺀﻚ ﺍﻟﻌﻇﺎﻡ ﻮﺒﺄﺴﻤﺍﺀﻚ ﺍﻻﻜﺒﺮ ﺍﻟﻤﺨﺯﻮﻦ ﺍﻟﻤﻜﻨﻮﻦ ﺍﻟﺬﻱ ﻟﻡ ﻴﻄﻟﻊ ﻋﻟﻴﻪ ﺍﺤﺪ ﻤﻦ ﺍﻟﻤﺧﻟﻘﻴﻦ ﻴﺎ ﺤﻟﻴﻤﺎ ﺬﺍﺍﻨﺎﺓ ﻻ ﻴﻘﺪﺮﻋﻟﻰ ﺍﻨﺎﺗﻪ ﻴﺎ ﺬﺍﺍﻟﻤﻌﺮﻮﻑ ﺍﻟﺬﻱ ﻻ ﻴﻨﻗﻄﻊ ﻤﻌﺮﻮﻔﻪ ﺍﺒﺪﺍ ﻮﻻ ﺗﺤﺻﻰ ﻟﻪ ﻋﺪﺪﺍ ﻔﺮﺝ ﻋﻨﻲ.
“ Yaa Saami’a Kulli Shoutin Wa Yaa Saabiqo Kulli Fautin Wa Yaa Kasiyal ‘Izhooma Lahman Wa Munsyirohaa Ba’dal Mauti As_aluka Bi Asmaaikal ‘Izhooma Wa Bi Asmaaikal Akbaril
Makhzuunil Maknuuni Alladzii Lam Yaththoli’ ‘Alaihi Ahadun Minal Makhluqiina Yaa Haliiman Dzaa Anaatin Laa Yuqoddaru ‘Alaa Anaatihi Yaa Dzal Ma’ruufi Alladzii Laa Yanqothi’u Ma’Ruufuhu Abadan Wa Laa Tuhshoo Lahu ‘Adadan Farrij ‘Annii “.
Artinya : “ Wahai Dzat yang Maha Mendengar pada setiap suara, wahai Dzat yang Mendahului setiap yang berlalu. Wahai Dzat yang membalut tulang dengan daging kemudian memisahkannya setelah mati. Aku memohon dengan nama-Mu yang Agung yang tersembunyi dan tersimpan tidak diketahui oleh seorang makhluk pun. Wahai Dzat yang Maha Kasih Sayang yang tidak terbatas kasih sayang-Mu, wahai Dzat yang memiliki kebaikan yang tidak terputus kebaikan-Mu selama-lamanya dan tidak terhitung banyaknya. Semoga kiranya Engkau selamatkan aku “.
Keterangan :
Kalimat yang tertera diatas itu adalah kalimat ‘ismul a’zhom’ yaitu bacaan untuk menghadapi penguasa yang kejam/lalim. Hal ini pernah dibuktikan dalam suatu penahanan oleh seorang penguasa terhadap bawahannya, disebabkan karena fitnah. Adapun kisahnya adalah sebagai berikut :
Pada suatu hari Khalifah Ar Rasyid telah menahan seorang ‘ulama besar yang bernama Musa Al Kadhim putra Ja’far Ash Shadiq, salah seorang imam dalam sekte syi’ah imamiah. Alasan penahanan itu karena sang khalifah mendengar berita bahwa Imam Musa tadi telah memberikan fatwa yang tidak menyetujui akan kebijakan pemerintah. Namun selanjutnya terjadi keanehan, sebab dalam tempo yang tidak begitu lama sejak penahanan itu, sang khalifah lalu memerintahkan agar Imam Musa segera dibebaskan, dan bahkan diberinya hadiah uang dengan jumlah yang tidak sedikit.
Pengawal tertegun, mendengar perintah itu dan bertanya : “Wahai Amirul Mu’minin, apakah sebabnya sampai terjadi demikian ? “ sang khalifah menjawab : “ semalam ketika aku sedang tidur, aku bermimpi didatangi oleh seorang lelaki dengan membawa pedang terhunus seraya mengatakan : “ Lepaskan Musa Al Kadhim, dia difitnah dan dianiaya, jika tidak, aku akan memenggal lehermu dengan pedang ini ! , aku merasa takut dengan mimpi ini. Oleh karena itu bebaskanlah dia “. Maka dengan segera pengawal itu pergi ketempat penahanan Imam Musa dan mempersilakan Imam Musa keluar.
Setelah itu si pengawal menceritakan kepada Imam Musa tentang mimpi sang khalifah. Imam Musa menjelaskan, “ Tatkala aku berada didalam tahanan aku bermimpi didatangi Rasuulullaah Shallallaahu ‘Alaihi Wa Aalihi Wa Sallam lalu beliau mengajarkan kepadaku satu kalimat “ ismul a’zham “, seraya beliau bersabda : “ bacalah kalimat itu, Allaah akan memeliharamu “. Kemudian kalimat itu kubaca dan ku ‘amalkan selama aku didalam tahanan ini “.
0 komentar:
Posting Komentar